RAKYAT NEWS, MAKASSAR – Polisi mengungkapkan bahwa kerusuhan yang terjadi selama unjuk rasa terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan penolakan politik dinasti di beberapa wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Senin (26/8/2024), bukan dilakukan oleh para mahasiswa.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib menyatakan bahwa kericuhan diduga sengaja dipicu oleh sekelompok individu yang tergabung dalam kelompok Anarko.

“Kegiatan aksi unjuk rasa hari ini sebenarnya sudah selesai dengan aman dan tertib, karena begitu jam 18:00 Wita, sudah membubarkan diri. Tidak lama itu mulai ada sekelompok anarko yang keluar, mereka yang menggantikan, mereka bukan pengunjuk rasa tapi mereka ingin membuat rusuh,”kata Ngajib, dikutip dari Kompas.com.

Di beberapa tempat, sekelompok orang berpakaian hitam memblokade jalan dengan kayu dan balok. Mereka tidak bergabung dengan massa yang mengenakan jas almamater saat unjuk rasa. Kelompok berpakaian hitam tersebut memilih untuk duduk di tengah jalan raya.

Contohnya di Jalan A Pettarani, tepatnya depan Gedung Phinisi Universitas Negeri Makassar (UNM), sekelompok orang berpakaian hitam itu mulai merusak sejumlah fasilitas seperti halte dan rambu lalu lintas menjelang malam.

“Nah untuk meredam aksi yang diduga tim Anarko ini, sehingga kita sampai (menyisir) di dalam kampus. Kita mengamankan dan mendapatkan beberapa orang yang memang kita lihat langsung merupakan pelaku terlibat tawuran,” ungkapnya.

Ngajib menjelaskan bahwa kelompok yang diduga Anarko itu menyusup ke barisan mahasiswa dengan tujuan menimbulkan kerusuhan dan merusak fasilitas umum.

“Kita masih melakukan proses pemeriksaan, kita akan lihat berapa orang yang kita amankan. Kita akan melakukan proses hukum tindakan tegas terhadap yang bersangkutan, ” kata Ngajib.

Ngajib menambahkan, kelompok yang diduga Anarko tersebut memblokade jalan untuk waktu yang cukup lama sehingga menimbulkan kemarahan dari masyarakat sekitar.