Komnas HAM Selidiki Penembakan Siswa Semarang Oleh Polisi
RAKYAT NEWS, JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang melibatkan penembakan terhadap seorang siswa SMKN 4 Semarang, berinisial GRO, oleh Bripka R, seorang anggota kepolisian dari Polres Semarang.
Koordinator Subkomisi Penegakan HAM Komnas HAM, Uli Parulian Sihombing, menjelaskan bahwa tim pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM telah mulai bekerja dengan meminta keterangan dari sejumlah pihak terkait, termasuk Kapolri, Irwasum, Polda Jawa Tengah, dan Polrestabes Semarang.
“Langkah-langkah Komnas HAM: Melakukan pemantauan oleh Tim Kerja Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM dengan meminta keterangan atas peristiwa tersebut kepada Kapolri, Irwasum, Polda Jateng, dan Polrestabes Semarang,” ujarnya, Rabu (27/11).
Tim penyelidik juga berencana mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut, meskipun Uli tidak menyebutkan siapa saja saksi yang dimaksud.
Komnas HAM, melalui Ketua Atnike Nova Sigiro, menyampaikan penyesalan atas insiden tersebut dan turut menyampaikan rasa duka cita kepada keluarga korban.
Atnike juga meminta agar penegakan hukum dilakukan dengan adil dan transparan serta memastikan perlindungan bagi saksi dan korban. Ia menekankan pentingnya penanganan kasus tawuran dengan pendekatan yang lebih humanis.
“Meminta adanya perlindungan saksi dan korban. Memastikan penanganan tawuran dilakukan secara humanis,” tambah Atnike.
GRO, siswa SMKN 4 Semarang, meninggal dunia setelah terkena tembakan di bagian pinggul. Meskipun sempat dibantu oleh Bripka R dan dibawa ke RSUP dr. Kariadi, korban tidak dapat diselamatkan.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, menyatakan bahwa peristiwa tersebut bermula saat Bripka R yang sedang dalam perjalanan pulang dinas sekitar pukul 01.00 dini hari, melihat adanya tawuran antara geng Seroja dan Tanggul Pojok di wilayah Semarang Barat.
Irwan menjelaskan bahwa ada tiga anggota geng yang berboncengan di satu sepeda motor dan berniat menabrak Bripka R. Salah satu dari tiga orang tersebut adalah GRO.
Merasa terancam, Bripka R mencoba melumpuhkan mereka, namun tembakan mengenai pinggul GRO, yang akhirnya meninggal dunia.
“Tapi yang terjadi malah ada satu motor berboncengan tiga anggota gangster mau nabrak Bripka R dengan bawa senjata tajam. Merasa terancam, Bripka R coba melumpuhkan tapi kena pinggul salah satu anggota gangster yakni GRO yang kemudian meninggal,” kata Irwan.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, mengungkapkan bahwa GRO merupakan anggota Paskibra sekolah. Sekolah juga mengonfirmasi bahwa dua teman GRO turut terluka akibat tembakan.
Agus menegaskan bahwa ketiga siswa tersebut tidak terlibat dalam tawuran sebelumnya, meskipun mereka adalah siswa yang terpilih dalam ekstrakurikuler Paskibra.
“Kebetulan mereka anak terpilih, karena kebetulan mengikuti ekstra paskibra, itu pilihan. Tiga anak itu enggak pernah (tercatat terlibat) tawuran,” kata Agus seperti dikutip dari detikJateng, Selasa (26/11).

Tinggalkan Balasan