MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Proyek Strategis Nasional (PSN) kembali menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan masyarakat sipil. Meskipun tercatat telah menimbulkan puluhan pelanggaran hak asasi manusia di berbagai daerah, proyek-proyek ini tetap dilanjutkan tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas.

Isu ini menjadi sorotan utama dalam diskusi publik bertajuk “PSN dan Dampaknya terhadap Ruang Hidup Masyarakat” yang akan digelar pada Minggu, 1 Juni 2025 di Chapel, Fort Rotterdam, Makassar.

Diskusi ini merupakan bagian dari rangkaian Makassar International Writers Festival (MIWF) 2025, yang tahun ini bekerja sama dengan Rumata’, Project Multatuli, dan Amnesty International Indonesia.

Acara ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti oleh siapa saja yang peduli terhadap keadilan sosial dan lingkungan hidup.

Menurut laporan Komnas HAM yang dirilis pada akhir 2024, terdapat setidaknya 114 aduan yang masuk terkait pelanggaran dalam proyek PSN selama periode 2020 hingga 2023.

Pelanggaran-pelanggaran ini mencakup penggusuran paksa, kerusakan lingkungan, kriminalisasi terhadap warga, hingga kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi-lokasi proyek strategis tersebut.

Narti Kusuma Dewi, salah satu pembicara dalam diskusi ini, akan berbagi langsung pengalamannya sebagai perwakilan masyarakat yang terdampak industri nikel di Bantaeng. Suaranya menjadi sangat penting dalam menyampaikan bagaimana proyek yang disebut strategis justru mengorbankan ruang hidup warga.

Sementara itu, Yasinta Moiwend, perempuan adat asal Merauke, akan menceritakan dampak langsung proyek Lumbung Pangan terhadap komunitas adat di wilayahnya. Proyek ini telah lama menuai protes karena mengancam tanah ulayat dan budaya masyarakat adat Papua khususnya Papua wilayah selatan

Diskusi juga akan menghadirkan Abdul Azis Dumpa, Direktur LBH Makassar, yang selama ini aktif membela hak-hak masyarakat terdampak proyek pembangunan. Ia akan mengupas aspek hukum dan ketimpangan dalam prosedur pengambilan keputusan terkait PSN yang kerap mengabaikan partisipasi publik.

Fahri Salam, Pemimpin Redaksi Project Multatuli, turut hadir sebagai pembicara yang akan memaparkan bagaimana media dan jurnalisme dapat berperan dalam mengangkat suara warga serta menyoroti pelanggaran hak yang kerap luput dari perhatian publik luas.

Diskusi ini akan dimoderatori oleh Nurina Savitri dari Amnesty International Indonesia, yang akan memandu jalannya percakapan agar tetap fokus pada dampak hak asasi dan ruang hidup masyarakat. Amnesty sendiri telah mengadvokasi berbagai kasus pelanggaran HAM yang berkaitan dengan pembangunan PSN.

Dengan diadakannya diskusi ini, para penyelenggara berharap dapat mendorong kesadaran publik, memperkuat solidaritas lintas wilayah, dan mendesak pemerintah agar tidak terus mengabaikan suara-suara korban pembangunan. Pendaftaran acara ini dapat dilakukan melalui tautan s.id/rsvp-miwf2025. (Uki Ruknuddin)

YouTube player