MAKASSAR, RAKYAT NEWS – Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kumham Sulsel, Edi Kurniadi membuka program rehabilitasi pemasyarakatan bagi warga binaan Rutan Kelas I Makassar di aula Gedung 1. Rabu, (27/1).

Dalam sambutannya, Edy menekankan agar warga binaan mampu mengikuti program dengan penuh kesungguhan agar berhasil memperoleh manfaat, bebas dari jerat narkotika.

“Semua kembali ke adik-adik, mau atau tidak untuk berubah, mau atau tidak untuk sembuh. Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini bisa kembali ke keluarga, masyarakat dan menjadi manusia yang bermanfaat,” ujarnya yang menginginkan Rutan Makassar bisa berkontribusi mewujudkan program BERSINAR (Bersih dari Narkoba) di Sulawesi Selatan.

Kepala Rutan Kelas I Makassar mengatakan bahwa kegiatan Rehabilitasi tersebut merupakan program dari Direktorat Jendral Pemasyarakatan sebagai salah satu bentuk pembinaan. Sulistyadi menyebut, kesuksesan program ini nantinya tentu salah indikatornya adalah dukungan dari stakeholder, bagaimana bersinergi dan bekerjasama.

“Program rehabilitasi ini akan berlangsung selama 8 bulan, mulai Januari sampai Agustus 2021. Adapun pesertanya sebanyak 200 orang warga binaan, 150 laki-laki dan 50 perempuan. Berharap rehabilitasi ini dapat memulihakndan mempertahankan kondisi Kesehatan warga binaan, baik dari aspek biologis, psikologis dan social sehingga setelah bebas dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik di lingkungan masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BNNP Sulsel, Giri Prawijaya mengapresiasi langkah yang dilakukan jajaran Pemayarakatan. Ia berharap kegiatan pembukaan ini bukan hanya bersifat seremonial belaka, tapi bisa bersama-sama mensukseskannya. Dalam kesempatan ini, Giri memperkenalkan tagline terbaru BNN, salah satunya ‘war on drugs’ dan menjadikan Indonesia BERSINAR.

“Terima kasih kepada tuan rumah dan seluruh panitia kami sangat menghargai kegiatan ini, berharap Rutan juga bisa BERSINAR. Mari saling bersinergi, saling mengisi dan saling melindungi. Karena sekuat dan sedetil apapun kita bekerja tanpa adanya dukungan batin person to person, itu tidak akan bisa berjalan maksimal dan MoU hanya sebatas di atas kertas,” ujarnya.

Pembukaan secara resmi ditandai dengan pengalungan atribut kepada 2 perwakilan warga binaan. (*)